CATATAN
TEOLOGI PL 1
By : Pdt. Barnabas Ludji D. Th
Tgl 25 Jan 2008
Istilah teologi biblika/teologi Alkitab sejak
zaman reformasi Kristen protestan menekankan prinsip Sola Scriptura untuk
menetang teologi skolastik dan tradisi kekuasaan gereja yang berlebihan.
Prinsip inilah yang mendorong munculnya dan brkembangnya teologi
biblika/teologi Alkitabiah. Istilah teologi Alkitabiah mempunyai 2 pengertiain
yaitu:
1. Berarti sebuiah teologi yang ajarannya
bersumber pada Alkitab yang dasarnya adalah Alkitab.
2. Bisa berarti teologi Alkitab adalah
teologi yang terdapat dalam Alkitab itu sendiri.
Dalam
arti kedua teologi Alkitab mempunyai sejarah tersendiri. Pada awal tahun
1530-an muncul ahli yang mewakili gerakan reformasi radikal A.I Oglaeth dan Andreas Vehcer, mereka
memperkenalkan sebuah teologi yang mirip dengan apa yang kemudian dikenal
sebagai teologi Biblika. 100 tahun kemudian baru muncul istilah teologi biblika
melalui karya dari Wolfgang Jacob Christmann yang berjudul Theootsche Biblische
Theologie ditulis tahun 1629. buku teologi ini tidak ditemukan lagi sehingga
sifat disiplin teolegi yang paling awal hanya ditemukan dalam karya dari
Hendricul A. Diest yang berjudul Theologia Biblika ditulis tahun1643. Theologi
biblika ini terdiri dari ayat-ayat Alkitab yang dipakai sebagai bukti untuk
mendukung sistem-sistem doktrin tradisonal dan golongan ortodoks protestan.
Dengan demikian Theologi biblika ini mempunyai peranan dogmatis/teologi biblika
bersifat dogmatis. Theologi semacam ini kemudian dikembangkan oleh ahli-ahli
yang mengikutinya A,I melalui karya dari seorang yang bernama Calovius dalam
karyanya yang berjudul “Dicta Probatia”(ayat-ayat bukti). Sumbangan Calovius
yang penting adalah bahwa teologi biblika adalah merupakan disiplin tambahan
yang mendukung protestan ortodoks. Selain Calovius juga dikenal karya Sebastian
Schmidt (1671) yang sifatnya sama dengan teologi dari Calovius, kemudian
menyusul ahli lain yang bernama Johan Husmann (1679) juga muncul ahli yang
bernama Christian Wersmann dll. Setelah itu muncul Pietisme jerman yang
mengubah arah teologi biblika. Theologi biblika pietisme ini merupakan alat
reaksi terhadap sifat teologi biblika gerakan ortodoks protestan, melalui
gerakan pietisme inilah theologi biblika di pisahkan dari theologi
sistematika/dogmatika. Karya-karya gerakan pietisme ini antara lain tampak
dalam karya-karya Cart Haymann (1710) dan juga karya dari J.C Weidner (1722).
Zaman Pencerahan
Pada zaman pencerahan terjadi dan berkembang suatu
pendekatan Alkitab yang sama sekali lain. Hal ini sepertinya sudah barang kali
kita sudah ketahui bahwa
1. Penyebab
utamanya terjadinya hal tersebut adalah reaksi nasionalisme terhadap Super
Naturallisme.
2. Penyebab
kedua adalah berkembangnya suatu hermenetik barub yaitu metode penelitian
historis yang masih bertahan juga samapai masa kini.
3..
Penyebab ketiga adalah penggunaaan kritik sastra terhadap Alkitab oleh
A.I J.B Bitter dan J. Astruc.
Dengan
dorongan pietisme dan rasionallisme muncullah karya dari Anton Fridrick Carl
Buching yang untuk pertama kalinya teologi biblika menjadi saingan dari
dogmatika. Karya-karya mereka diterbitkan pada tahun 1756-1758. langkah
terpenting menuju pemisahan teologi biblika dari dogmatik tampak dalam karya
Gottliq Traugott yang terbit dalam 4 jilid. Karyanya berusaha membangun suatu
sistem pengajaran teologis berdasarkan hasil eksegese yang kritis dan teliti
setiap kitab. Kitab-kitab dalam kitab mempunyai waktu juga mempunyai tempat dia
ditulis dan juga mempunyai maksud tertentu. Namun, ia tetap mengakui bahwa
Alkitab diilhamkan /diwahyukan. Menurut Gottliq ini penafsiran Alkitab secara
historis dan pemahaman yang kanonik terhadap Alkitab tidak terbenturan karena
itu kedua perjanjian memunyai hubungan timbal balik. Dalam perkembangan teologi
biblika slanjutnya kita perlu mencatat karya Johan Philipp Gabler yang ditulis
1763-1786, dalam ceramahnya di universitas Adolf 30 maret 1787 ia mengatakan
bahwa tahun ini sebagai tanggak awal peranan teologi biblika sebagai disiplin
ilmu semata, sepenuhnya terlepas dari dogmatika. Ia menyimpulkan para penulis
Alkitab tentang masalah-masalah ilahi. Sebaliknya dogmatika memiliki sifat
mendidik, mengajar hasil penalaran filsofis teologi tertentu terhadap
masalah-masalah ialhi sesuai dengan kemampuan. Waktu, usia, tempat aliran untuk
hal-hal lainnya. Theologi Alkitab didasarkan pada 3 perkembangan yaitu:
1. Ilham historis dihapuskan karena Roh Allah
tidak menghancurkan kemampuan pribadi setiap orang Kudus untuk memahami wawasan
ilmiah sesuatu hal.
2. Theologi bibilika berfungsi mengumpulkan
secara teliti berbagai pemikiran dan gagasan setiap penulis Alkitab karena
karena Alkitab tidak berisi satu gagasan orang saja. Tugas ini dapat
dilaksanakan dengan cara menerapkan metode penelitian historis secara konsisiten
dengan bantuan penelitian sastra atau
enelitian filosofis.
3. sebagai disilin ilmu sejarah theologi
biblika harus membedakan antara beberaa periode (periode agama lama dam periode
agama baru) tugas utamanya adalah menyelidiki gagasan-gagasan mana yang penting
untuk doktrin kristen yaitu mana yang berlaku sekarang dan mana yang tidak.
Pernyataan-peryantaan ni memberikan arah kepada theologi biblika baik PL dan Pb
dikemudian hari.
Fungsi
theologi biblika yang secara ketat berkaitan dengan sejarah dicapai oleh Georg
LourenzBauer yang adalah murid dari J.G Eichorn buku thelogi biblikanya
berjudul “Theologi Des Atten Old Testament” terbit pada tahun 1796. ia adalah
orang pertama yang memisahkan teologi biblika menjadi teologi PL dan teologii
PB. Dalam menyusun theologi secara konsisten menggunkan metode penelitian
sejarah yang didukung oleh penekanannya pada rasionalisme. Struktur teologinya
masih dipengaruhi oleh struktur dogmatika yaitu theologi, Antropologi dan
kristologi.
Tgl 08 Feb 2008
Awal
periode ini ditandai oleh karya dari C.H.R Caisar yang terdiri dari 3 jilid.
Caisar adalah orang pertama yang menggunakan pendekatan teologi biblika dari
sudut pandang sejarah agama-agama. Ia menempatkan aspek-aspek Alkitabiah dan
non alkitabiah ia lebih rendah dari pada prinsip agama universal. De WT
mereupakan seorang sarjana yang muncul pada awal dekade abad 19. Ia dan
pengikut-pengikutnya merupakan pertama yang menjauhi rasionalisme. De WT adalah
orang pertama yang memadukan teologi biblika dan sistem filsafat pendekatan D
WT ditentang keras oleh Dece Of Corn dalam karyanya yang berjudul biblika
teologi of Old Testament yang terbit tahun 1836. ia mempersembahkan teori
alkitabiah historis yang menekankan teoprasi. Wilhem Vatke yang hiduip sekitar
tahun 1806-1882 berusaha menggantikan teologi alkitabiah dari sejarah dengan
teologi alkitabiah yang mengggunakan filsafat sebagai tesis yaitu agama alam. Ia
menerbitkan buku yang berjudul “Die Biblische Theologie, Die Religion des alten
Testament” terbit diBerlin tahun 1835 menyatakan bahwa sistem penyusunan
bahan-bahan PL tidak boleh disajikan berdasarkan kategori-kategori yang diambil
dari Alkitab tetapi harus ditetapkan dari luar dan harus merumuskan dogama
dengan pendekatan dari sudut sejarah agama. Pada abad pertengahan abad ke -19
muncul reaksi yang sangat menolak dan menetang pendekatan-pendekatan yang
berusaha memadukan pendekatan historis moderat dengan menerima gagasan
pernyataan ilahi. Hal ini tampak dalam karya yang berjudul “Christologi Of The
Old Testament” yang ditulis sekitar tahun 1829-1835, buku ini ditulis oleh E.W.
Heingstenberg dalam karaya ini memperlihatkan bahwa antara teologi PL dan
teologi PB tidak mempunyai perbedaan yang signifikan. Pendekatan ini diperjelas
melalui karya J.C.F Steudel (1840). Steudel menolak penelitian pemahaman sempit
tentang pengilhaman yang hurufiah steudel menyusun teologi dengan skema Allah –
Manusia – Keselamatan dan pada ini jelas diambil dari ilmu dogamatika. GF
Ochler dalam bukunya yang berjudul Theologi Of The Old Testemant merupakan
reaksi terhadap gaya pengikut Marcion yang memandang rendah PL tetapi juga
merupakan reaksi terhadap usaha penyeragaman terhadap PL dan PB walaupun ia
mengakui adanya kesatuan antara kedua testament, ia pun menerima pemisahan
antara teologi PL dan teologi PB. Namun, menurut teologi PL hanya dapat
berfungsi secara benar dalam konteks kanonik yang lebih luas. Menurut Ochler
metode yang tepat bagi teologi biblika ialah pendekatan dari sejarah awal
pertumbuhan yang didasarkan kepada sejarah tata bahasa yang dilihat dari bahasa
yang dipakai. Bagian penting dari reaksi golongan konserfasif ialah muncul dari
aliran yang disebut aliran sejarah keselamatan yang dipelopori oleh JCH Konrad
Fond Hafmann (1810-1877). Aliran ini mendasarkan teori sejarah keselamatannya
pada :
1. Sejarah umat Allah sebagaimana ditemukan
dalam Alkitab
2. Pemahaman tentang pengilhaman Alkitab
3. Didasarkan pada sejarah umat manusia dan
Allah dalam hubungan dengan Yesus Kristus.
Fond
Hofmann pada sejarah umat manusia bahwa sejarah keselamatan tercatat dalam
Alkitab secara langsung. Alkitab memberitakan Allah trinitas yang mempunyai
rencana untuk menebus umat manusia dari dosa. Karena itu menurutnya PL berisi
tentang proklamasi sejarah penyelamatan, teologi PL berisi sejarah keselamatan
setiap kitab dalam PL harus berisikan tempat yang logis dalam skema sejarah
keselamatan. Pengaruh aliran keselamatan ini terhadap perkembangan teologi Pl
dan Pb masih terasa samapai sekarang.
Perkembangan selanjutnya teologi PL ditandai
dengan munculnya pendekatan teologi PL dari sudut sejarah agama-agama (Religion
Geschichte). Perkembangan ini ditandai oleh terbitnya karaya J. Willhousen yang
berjudul “Prolegonema To The Historis Of
Israel”. Masa hidup housen (1884 - 1918), selama 4 dekade pendekatan
sejara agama-agama ini telah mengaburkan teologi dan pemahaman teologi PL. Era
baru terhadap teologi PL muncul mulai tahun 1922, era ini mulai terjadi oleh
terbitnya sebuah buku yang berjudul “Theologie Hesalten Testemant” karangan
dari E. Konig, ia menolak evolusi agama PL yang dipelopori oleh Willhousen dan
menghidupkan metode penafsiran yang berdasarkan sejarah tata bahasa. Namun
teologi PL Konig sebenarnya merupakan cangkokan karena Konig mengkombinasikan
sejarah perkembangan sejarah agama Israel dengan sejarah faktor-faktor teologi
tertentu dari PL. Zaman keemasan dari teologi PL dimulai sekitar tahun 1930 –
an karya teologi biblika yang penting dari tahun 1930 – an itu berasal dari
Sellin yang ditulis dari tahun 1933, bersama dengan Kholer, Sellin tahun 1936
menyusun teologi PL dengan susunan Allah
- Manusia – dan Keselamatan.
Selanjutnya muncul sebuah karya besar dari
Walter dengan 2 jilid yang berjudul “The Theologi Of The Old Testament” (1933 -
1939) dengan menggunakan metode pendekatan yang berdasarkan tema teologi
tertentu. Karya Walter ini menyatakan karya Teologi PL yang sampai sekarang
diterima sebagai suatu karya besar dan memberikan sumbangan yang besar dari
penelitian teologi PL. Pada masa yang sama W. Vischer menerbitkan bukunya jilid
1 yang berjudul “The Wittness Old Testament To Christ (1934)”. Teologi penting
lainnya yang hidup pada masa ini ialah H. Wheeler Robinson yang berjudul
“Inspiration In Legalision In The Old Testament”. Teologi lain yang tidak kalah
pentingnya ialah George Fohrer yang berjudul “A Historis Of Religion” buku ini
berbicara tentang perkembangan agama Israel. Ahli lain ialah Wolker Zhimerly
yang salah satu bukunya sudah
diterjemahkan kedalam bahasa Inggris yang berjudul “Old Testament Theologi In
Outline” disamping itu ada buku lain yaitu karangan dari J. N. Schofield
Introdution Old Testament Theologi”.
Tgl 15.02.2008
Karya Walter
sangat terkenal dan memberikan sumbangan pikiran bagi teologi biblika, bukan
hanya itu karya dari Walter ini tuangkan kedalam 2 buku yaitu “Theologi Of
Testament” jilid 1 dan 2. karena ini merupakan pendekatan-pendekatan teologi
sebelumny. Menurut Walter
pendekatan-pendekatan sebelumnya bukan tidak berguna, hasil-hasil yang dicapai oleh
pendekatan-pendekatanyang dimaksud perlu dipertimbangkan namun dipihak lain ia
berpendapat bahwa pendekatan-pendektan tersebut kurang memperhatikan hubungan
yang esensial antara PL dan PB. Oleh karena itu, ia memperkenalkan cara
pendekatan yang lain dengan maksud menyusun teologi PL dalam susunan satu
kesatuan yang sekaligus memperhatikan hubungan yang esensial anatar PL dan PB. Untuk mencapai tujuan itu ia
berpendapat bahwa teologi PL harus bertolak dari satu tema tertentu yang
resprentatif bagi pokok pikiranPL lainnya. Dengan cara ini walter mengharapkan
untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh dengan susunan teologi yang
sisitematis. Disamping itu,ia yang memungkinkan kita untuk menemukan satu
kesatuan teologi yang konstans dalam PL walaupun selalu terjadi perubahan
sejarah menurut walter pokok pikiran atau tema perjanjian merupakan pokok
pikiran yang resperensif dan sekaligus menjadi titk tolak utama dalam
menjelaskan teologi PL. Pemilihannya atas pokok perjanjian didasarkan pada
pandangan bahwa hubungan Israel dengan Allah dari awal dan seterusnya adalah
hubungan perjanjian akan tetapi hubungan perjanjian yang dimaksudkan tidak
dalam pengertian doktrinal melainkan dalam pengertian suatu gambaran tentang
belas kasihan Allah yang telah mengangkat Israel menjadi umatNya. Tindakan
belas kasihan itu merupakan pengalaman Israel yang hidup dengan Allahnya yang
dimulai pada suatu masa tertentu. Mengenai kapan dimulainya hubungan yang
dimaksud, dijelaskan oleh walter sesuai dengan pemikran para penulis PL sendiri
misalnya : para nabi mempunyai pandangan bahwa hubungan perjanjian itu
berlangsung sejak pengeluaran dari mesir, sementara para imam berpendapat bahwa
hubungan perjanjian itu berawal pada panggilan Abraham yang didasari / diawali
oleh sumber penulisan Yahwis (Kej 12) dan sumber penulisan (kej 17), karena itu
menurut penulis para imam sesudah pembuangan peristiwa Zina tidak lebh dari
tindakan pembuangan perjanjian, sebenarnya Deutronomi juga merupakan tindakan
pembaharuan perjanjian. teologi biblika walter yang berpusat pada perjanjian
itu dibagi atas 3 bagian besar :
1. Hubungan Israel dengan Allah, dijelaskan
dalam jilid 1
2. Hubungan Allah dengan dunia
3. Hubungan Allah dengan manusia, dijelaskan
dalam jilid 2
Wakter
mengawali penjelasannya dengan pokok hubungan perjanjian dalam ia menjelaskan
pokok ini, ia menarik beberapa kesimpulan mengenai beberapa hal penting yang
berhubungan dengan makna perjanjian :
1. Penetapan perjanjian melalui masa secra khusus
mengemukakan unsur yang sangat mendasar dalam keseluruhan pengalaman Israel
dengan Allah yaitu menampakan Allah yang bersifat aktual, yang mengatakan bahwa
Allah menampakkan dirinya tidak melalui
spekulasi pikran manusia bukan melalui pengajaran melainkan Allah menyatakan
dirinya kepada umat melalui kehidupan yang nyata, pergaulan yang nyata, dn menyelamatkan
umatNya menurut kehendakNya kepada umatNya.
2. Penekanan yang kuat pada perjanjian ini telah
membuat kehendak Allah menjadai jelas dan dapat dilihat serta dilakukan bukan
hanya itu melelui perjanjian sebuah janji juga menjadi nyat yaitu karena akan menjadi umatku, dan karena
aku menjadi Allah mu. Dengan janji ini umat secara tepat dapat menempatkan
dirinya dengan agama-agama sekitar Israel, dari sudut pandang inilah kita
memahami hukum yang sederhana seperti dekalog dan kitab perjanjian (Kel 24)
hukum-hukum itu berakar mendalam dalam konsep perjanjian.
3. Isi
kehendak Allah tersimpu dalam perjanjian dan membbuat manusia atau umat
sadar akan kedudukannya yang unik.
Partisipasi umat dalam perjanjian Allah tampak dalam karakter umat yang tidak
lagi didasarkan pada kesatuan suku melainkan tampak dalam kesatuan yang lebih
kuat dicirikan oleh satu permohonan solidaritas yang kuat pula yaitu kehendak
Allah . persekutuan umat dituturkan oleh penciptaan Allah yang historis karena
itu kepatenan manusia dalam perjanjian tampak ketika mereka secara bersama-sama
taat pada panggilan Allah yang digambarkan dalam hubungan Qahal dan Qedal
(dikitab Tawarikh) yang artinya sebutan-sebuatn ini yang mungkin berasal dari
sebutan-sebutan Yunani yaitu yang disebut dengan Ampiktioni umat yang tumbuh
disekitar Allah yang menjadi sentarl adalah Allah dengan perkataan lain
hubungan Qahal dan Qedal menunjuk pada suatu umat yang menjadi pada kesatuan
dalam situasi mereka yang dibelah Allah
dalam persidangan ilahi dengn demikian istilah itu menunjuk pada suatu umat
yang utama dalam perngtian sakral yang religius.
4. Karena perjanjian Allah itu didasrkan pada
peristiwa sejarah yang nyat maka kehendak Allah yang dnyatakan juga karena
mengenai dengan kehidupan sosial umat tidak hanya dalam kehidupan ritual atau
keagamaan. Pemikiran seperti ini tidak ditemukn dalam bangsa-bangsa agama
sekitar, agama-agama bangsa sekitar tidak mengajrakan peristiwa sejarah
historis.
Lain halnya dengan pemahaman akan
Allah perjanjian yang dipahami sebagai Allah yang hadir dalam perjanjian
sejarah. Menciptakan sejarah, mengontrol sejarah, yang pada awalnya meliputi
kehidupan umat secara rasional tetap juga kemudian dipahami oleh kehidupan
seluruh bangsa pemahaman yang unniversal ini menurut walter tergambar dalam
mitos-mitos atau cerita-cerita penciptaan. Pemahaman yang demikian jelas
berakar mendalam pada peristiwa pembebasan mesir dan peristiwa pendudukan tanah
perjanjian karena itu pemikiran-pemikiran tentang pemilihan dan perjanjian
berhubungan dengan karya nyata Allah melalui peristiwa-peristiwa tersebut
dengan demikian hukum yang diberikan Allah itu juga berakar pada
peristiwa-peristiwa itu.
5. Atas dasar pemikiran ini hubungan antara
agama dengan kepentingan nasional harus dijaga, jangan sampai kepentingan agama
diidentitaskan dengan kepentingan nasional.
Hal
yang pertama ditolak dalam pemahaman ini adalah pengertian agama alam yang
mengajarkan bahwa para ilah yang terlibat dalam hal menghukum penganutnyayang
hanya terlibat dalam vanna kesalahan Pietus dan ketegangan. Agama Israel adalah
agama pemilihan yang berarti pemilihan Allah telah membuatnya menolak agama
alam karena itu walaupun upacara-upacara agama-agama dan kemudian mempengaruhi
agama perjanjian tidak mungkin sifat esensial diri agama Israel itu berubah
misalnya : upacara pemercikan darah atas altar dan juga atas pembawa korban
bakaran yang dilakukan imam Israel (Kel 24:6,8) upacara ini bermaksud
membaharui hidup umat dan persekutuan, upacara-upacara seperti ini sebenarnya beasal
dari agama-agama Israel contoh lain misalnya perjamuan makan di bumi Allah (Kel
24:9-11, ini merupakan konsep perjanjian yang paling awal dan paling tua).
Tgl 22.02.2008
Menurut
agama alam atau kebaikan terletak pada pelaksanaan upacara secara abik dan
teliti cermat. Karena itu upacara agama alam tidak berorentasi pada kehidupan
moral sedangkan dalam agama Israel moral merupakan hal yang esensia. Upacara
agama tidak bertujuan membangun kemurnian personal atau hubungan Allah dengan
manusia secara pribadi arinya tidak membangun hubungan anatara pribadi dengan
pribadi tetapi memberi tempat yang utama kepada ilah-ilah yang kagumi oleh
penganut-penganutnya dan para ilah sendiri tidak menuntut moral dalam pemikiran
atau pemahaman Israel perjanjian mengandung makna hubungan pribadi dengan Tuhan
dan sekaligus menekankan hubungan antar pribadi-pribad. Karena itu, konsep umat
perjanjian sangat bertentangan dengan pemahaman agama alam pemahaman dalam
menghadapi bahaya distorsi hubungan yang legalistik. Hubungan yang legalistik
dilihat sebagai usaha yang merendahkan relasi perjanjian. perjanjian itu
didasarkan atas perjanjian Allah semata-mata dan hubungan perjanjian itu
dibangun atas sejarah. Hal ini mengitkan manusia bahwa karakter perjanjian
Sinaisam sekali berbeda dengan perjanjian yang dibuat olh manusia, perjanjian
Allah dibangun atas kasih dan anugrahNya serta menekankan haknya untuk mengatur
sesuatu menurut kehendakNya karena itu hukum-hukum perjanjian tidak bersifat
legalistis walaupun ada hukum yang bersifat legal (Kel 22:1-27). Penerapan
konsepsi perjanjian dalam menghadapi pengaruh dan tantangan dari agama-agama
sekitar maka tampaknya ada usaha untuk menerapkan perjanjian dalam cerita awal
seperti sejarah pada ilustrasi Israel, Abraham, dan Yakub dengan menerapkan
pemahaman perjanjian kedalam kisah para leluhur maka pemulihan leluhur menjadi
dasar bagi pemulihan seluruh bangsa Israel. Penerapan pemahaman perjanjian ini
didasarkan atas pengalaman syarat dan integrasi seluruh bangsa Israel kedalam
sejarah nasional dan dipahami sebagai karya Allah penerapan pemahaman
perjanjian dalam sejarah perjanjian Israel juga membuka cakrawala baru bagi
pemahaman Israel tentang dirinya yang bersifat kalturastik oleh karena itu
dalam tradisi leluhur Israel kita juga menekankan pemahaman yang universal
tentang karya Allah seperti yang nyata dalam tradisi leluhur dan demikian Allah
dilihat sebagai Allah seluruh dunia dan seluruh umat manusia. Penerapan dan
penafsiran yang hidup atau aktual terhadap mhubungan ini dilakukan oleh
penulis-penulis
Detronomis,
keluarga para iman tetapi juga Yahwis. Sementara para nabi klasik menerapkan
pemahaman perjanjian ketika mereka mengecam kepalsuan agama Israel (Hosea,
Amos, Yesaya) anti nabi klasik nabi yang memiliki hutang pada masa reformasi
raja Yosia dan selanjutnya hubungan prejanjian itu mendapat pemahaman yang baru
pemahaman yang baru ini merupakan hasil aktualisasi hubungan perjanjian dengan
konteks zaman itu, pada masa reformasi raja Yosia perjanjian Abraham dan
perjanjian Sinai muncul sebagai 2 peristiwa ang saling berhubungan dengan
menghubungkan abraham dan perjanjian Sinai maka perjanjian Sinai di mengerti
sebagai pembahasan perjanjian atas perjanjian Abraham dengan demikian perjanjian Sinai mendapat
makna baru yaitu bahwa perjanjian Sinai itu menjadi perjanjian yang melibatkan
seluruh bangsa Israel. Walter juga berbicara mengenai alam dan manusia. Gejala
yang menakutkan seperti Sunami, banjir, tanah longsor, gelombang panas, dan
lain sebagainya. Dilihat sebagai wujud yang tempat terhadap kehadiran Tuhan
(Mzm 18:9, Yesaya 30:27) demikian pun pernyataan Allah melalui api.
Karl Barth
Allah
Mengenal Allah
hanya lewat Yesus kristus
Bruner
Allah
Mengenal Allah bisa lewat alam dan Yesus
Kristus,
Jadi, walaupun Yesus Kristus tidak lahir
di dunia manusia dapat mengenal Allah melalu alam
Soedarmo
Allah
Mengenal Allah dengan samar-smar tidak
jelas, manusia bisa mengenal Allah melalui Yesus Kristus dan dengan demikian
dapat dikatakan bahwa alam tidak ada (tidak punya peran).
Pernyataan
Allah melalui alam menjelaskan bahwa manusia tidak dapat mendekati Allah atau
pun memandang semua itu adalah tanda kehadiran dan campur tangan Allah.
Penampakkan Allah secara Antropomof
Penampakkan
Allah secara manusiawi merupakan pertanyaan tentang kedekatan Allah dengan
manusia misalnya : Allah berjalan di taman eden, Allah adalah penjahit, dan
lain sebagainya. Namun perlu dicatat bahwa kehadiran Allah dengan secara
manusiawi tidak berarti bahwa kehidupan
Allah perna terjadi dalam bentuk manusia (Kel 7:1). Penmpakkan Allah melalui Malak (utusan)
pernyataan Allah juga terjadi melalui Malak Yahwe yang mungkin dianggap sebagai
salah satu makhluk sorgawi dalam PL mereka dikenal sebagai utusan Tuhan,
bahan-bahan PL tidak terlalu jelas menghiraukan atau menjelaskan hubungan
malaikat dengan Allah. Ada bagian PL misalnya : Kej 16 menganggap Malak sebagai
utusan Tuhan namun bagian ini tidak memperlihatkan perbedaan yang jelas sungai
Yakub memperlihatkan bahwa tidak sama dengan Tuhan. Pada zaman kerajaan peranan
Malak tidak nampak lagi sedangkan pada priode yang lebih kemudian hubungan
antar Tuhan dengan Malak dapat dibedakan secara jelas Malak dilihat sebgai pesuruh
Tuhan (Kel 16, Kej 31).https://youtu.be/518Gvhaoh20https://youtu.be/518Gvhaoh20
tafsiran studi diskusi https://youtu.be/518Gvhaoh20 artikel khotbah rohani teologi perjanjian lama perjanjian baru kristen terbaru terlengkap hari ini word pdf
tafsiran studi diskusi https://youtu.be/518Gvhaoh20 artikel khotbah rohani teologi perjanjian lama perjanjian baru kristen terbaru terlengkap hari ini word pdf

Tidak ada komentar:
Posting Komentar