By Fergie Lourency Baweleng (050538)
“ Matius 22 : 1 – 14”
Perumpamaan Tentang Perjamuan
Kawin
Karakter :
~ Raja (2, 7, 11, 13)
Ayat 2 =
Mengadakan perjamuan kawin
Ayat 7 =
Raja murka dan menyuruh pasukannya untuk membinasakan pembunuh-pembunuh.
Ayat 11 =
Raja bertemu dengan para tamu dan melihat seorang yang tidak berpakaian pesta
Ayat 13 =
Menyuruh hambanya untuk mengikat kaki dan tangannya dan mencampakkannya.
~ Hamba (3, 4, 6, 8, 10, 13)
Ayat 3 =
Memanggil hamba-hamba ke perjamuan kawin
Ayat 4 =
Memberitahukan kepada hamba-hamba bahwa semua telah tersedia
Ayat 6 =
Mereka menyiksa dan membunuh
Ayat 8 =
Perjamuan kawin telah tersedia
Ayat 10 = Menghadiri perjamuan kawin
Ayat 13 = Mencapakkan orang yang tidak berpakaian
~ Orang yang di undang (5)
Ayat 5 =
Menghiraukan dan terus bekerja
~ Orang yang tidak berpakaian pesta (12)
Ayat 12 = Berbicara kepada orang tidak berpakaian pesta
Tema :
* Bermurah Hati tetapi
tegas
Beberapa pandangan tokoh mengenai perumpamaan
Matius 22:1-14 :
- Hugner, (Penolakan orang yang undangan)
Dalam perumpamaan ini Hugner
memfokuskan perumpamaan ini dengan melihat pada penolakan orang yang diundang
(baik yang datang ke pesta atupun orang yang menolak untuk datang kepesta).
Dalam perumpamaan ini yang mengalami penolakan undangan yaitu para
pemimpin-pemimpin Israel atau tidak hanya orang-orang Isarel tetapi juga orang-orang bukan Israel.
- Bruner, (Orang yang menolak undangan Raja)
Bruner dalam perumpamaan ini ia
menafsirkan ada 2 hal yaitu :
1. Kepada tamu-tamu atau orang-orang yang diundang namun
menolak undangan raja, yang kemudian kotanya dibakar itu di gambarkan sebagai penghakiman
akhir sejarah awal kegagalan Israel.
2. Dan juga menekankan pada orang yang tidak
mengenakan pakaian pesta yang digambarkan sebagai penghakiman sejarah akhir
dari gereja.
- Keener, (Orang yang di undang)
Keener berfokus pada para undangan dan
melihat penolakan orang-orang yang diundangan Raja untuk datang ke pesta dan
itu membuat hati Raja sedih dengan tujuan mereka untuk menghina Raja.
Mengatahui hal itu Raja menjadi marah karena
mereka yang diundang tidak mau datang sehingga Raja murka dan memutuskan untuk
menghukum semua mereka yang telah menolak undangan Raja. Keener juga mengatakan
bahwa hal ini seharusnya ada dalam hidup hamba Tuhan yang memiliki rendah hati
bukan kesombongan.dan baik jika ada sikap rendah hati dalam kerejaan dengan
melihat pelayanan dari Yesus.
- Davies Elison, (hamba, undangan dan raja)
Davies berfokus pada orang tidak
mengenakan pakaian pesta artinya yaitu secara keseluruhan dalam kehidupan bergereja akan terjadi suatu
penghakiman dari Tuhan dan keberadaan gereja secara universal dimana Tuhan dan penghakiman yang diadakan tidak untuk semua
tetapi hanyalah untuk orang yang dipilih saja.
- Hultgren, (Raja dan Hamba)
Matius 22 : 1-14 ini bersifat
lambang dalam perumpamaan, dan Allah
mempunyai suatu keinginan untuk memanggil orang-orang dari segala jenis ke
dalam kerajaan-Nya dan persekutuan yang kekal. Perumpamaan ini menggambarkan
kedua-duanya yaitu penghakiman dan kasih karunia. Tetapi matius 22:1-14
mengingatkan pembaca dan pendengar yang di undang dalam perjamunan yang
diterima dengan hati jujur dan bertujuan hanya berpesta dan bergembira dengan
raja. Hultgren juga mengatakan bahwa matius lebih alegoris dari lukas sehingga
menafsirkan bahwa raja tempat pesta dan hamba.dan juga dia memfokuskan pada Raja yang mengundang dan juga
raja yang murka, Tempat pesta, hamba-hamba dan orang-orang yang diundang yang
ditafsirkan sebagai imam kepala
- Blomberg, (Raja, Undangan, orang yang tidak berpakaian pesta)
Matius 22:1-14 sendiri
sebagai suatu keseluruhan yang dipersatukan, strukturnya tidak membandingkan
tamu orang fasik yang menolak untuk datang dengan mereka, yang baik yang
menggantikan mereka. Seperti itu membandingkan penolakan misa kelompok pertama
dengan penolakan tertentu orang yang datang tanpa pakaian yang benar. Dia menafsirkan perumpamaan
itu secara alegoris, hal itu dapat kita lihat dimana setiap unsur
diberikan sebuah makna. Ia melihat dari beberapa karakter yaitu Pemberi perjamuan mewakili Allah, orang yang menolak
panggilan itu, kedua kelompok para tamu yang datang, mereka yang menerima
panggilan, makanan yang diartikan sebagai
suatu lambang untuk perayaan akhir zaman dan para hamba yang bersifat
figuran. Dan dari semuanya itu ia lebih memfokuskan kepada Raja yang mengundang
segala macam orang, Raja mengundang para tamunya tanpa melihat perbedaan
artinya Raja mengundang tanpa bata tetapi harus mengenakan pakaian pesta sesuai
dengan peraturan yang telah diterima.
- Jeremias, (orang yang tidak berpakaian pesta)
Jeremias memfokuskan atau lebih melihat pada orang
yang diundang atau orang yang tidak mengenakan pakaian pesta, oleh karena itu orang yang tidak mengenakan
pakaian pesta akan mendapat hukuman karena telah mempermalukan Raja di pestanya,
walaupun orang yang datang terlambat tetap mendapatkan hukuman dari Taja karena
Raja telah menjadi murka ketika melihat orang yang di undang tidak mengenakan
pakaian pesta.
Konsep Teologi
Dalam perumpamaan tentang perjamuan kawin ada beberapa karakter yang
dapat kita lihat seperti yang telah di uraiakan diatas. Ini merupakan tuntutan untuk kita untuk
melakukan sesuatu hal untuk berbuat baik (bermurah hati dan tegas). Dengan
mematuhi segala peraturan yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Ada beberapa
pelajaran dari perumpamaan itu boleh
kita ambil yaitu :
1. Dari keluwesan dan kekejaman tuan, kita
mempelajari bahwa Allah dengan murah hati
dan secara konsisten mengundang bermacam-macam orang ke dalam kerajaannya
tetapi bahwa satu hari akan datang ketika undangan itu dibatalkan dan itu sudah
terlambat untuk menanggapi.
2. Dari alasan dari pertama kelompok para tamu
mengait prinsip bahwa semua alasan untuk undangan penolakan Allah.
3. Dari ketakberdayaan dari yang kedua kelompok
para tamu mengikuti pengajaran bahwa kemurahan hati Allah tidak dirintangi oleh
penolakan "penetapan," karena
ia meluas undangannya bahkan kepada yang disingkirkan dari dunia ini.
Dengan demikian kita sebagai umat Tuhan haruslah tetap
setia dalam mematuhi perintah Tuhan, tetap teguh dalam panggilan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar